Bola  

Thailand Penguasa ASEAN yang Makin Jauh Tinggalkan Indonesia

Pelatih Thailand Mano Polking menegaskan tim Gajah Perang kini sah menjadi nomor satu di ASEAN usai menjuarai Piala AFF 2022, Senin (16/1).

Jakarta, CNN Indonesia

Untuk ketujuh kalinya Thailand menjadi juara Piala AFF. Mengapa Changsuek atau Gajah Perang begitu superior di kawasan Asia Tenggara?

Untuk membedah itu, kiranya bisa dikupas dari tiga faktor, yakni kompetisi, pembinaan, dan infrastruktur. Ketiga hal ini menempati posisi yang sama sebagai prioritas utama sebagai jalan sukses.

Pada akhir dekade abad ke-20, sepak bola (liga) Thailand belum semenonjol sekarang. Kiatisuk Senamuang dan Therdsak Chaiman misalnya, harus berkarier di Malaysia dan Singapura untuk mengembangkan karier.

Pada dekade pertama abad milenium, legenda sepak bola Thailand lainnya seperti Sutee Sukomsit, Dusit Chalermsan, dan Totchtawan Sripan, juga berkiprah di Malaysia dan Singapura yang menjanjikan gaji tinggi.

Namun sejak 2007, ketika federasi sepak bola Thailand (FAT) memperkenalkan kompetisi nasional bertajuk Thai League 1, 2, 3, dan 4, negara-negara ASEAN bukan lagi tujuan pemain bintang Thailand.

Pemain Thailand diajak untuk membesarkan klub dengan mengambil jatah banyak di kompetisi AFC (Liga Champions dan AFC Cup). Pada saat yang sama bisnis sepak bola digarap dengan serius.

Niatan FAT itu perlahan tapi pasti berbuah. Kini kompetisi sepak bola Thailand jadi yang terbaik di ASEAN. Empat wakil mereka dapat jatah tampil di Liga Champions sehingga AFC Cup ditinggalkan. Dua lolos langsung ke fase grup dan dua melalui jalur playoff.

Bintang-bintang ASEAN pun kini melirik Thailand sebagai pelabuhan. Kebijakan slot satu pemain ASEAN sejak musim 2018 membuat Thai League seperti kawah candradimuka sebelum menatap karier lebih tinggi.

Aung Thu (Myanmar), Curran Singh Ferns (Malaysia), Martin Steuble (Filipina), Ikhsan Fandi (Singapura), dan Dang Van Lam (Vietnam) adalah beberapa nama yang pernah juga masih berkiprah di Liga Thailand.

Sebagai negara monarki, jalannya organisasi FAT juga nyaris tanpa turbulensi. FAT bisa bersinergi baik dengan pemerintah. Program-program yang dirancang pada akhirnya bisa berjalan sesuai harapan.

Pembinaan sepak bola usia muda pun berjalan lancar. Thailand Amateur League yang dibagi dalam 12 regional menjadi sarana pembinaan. Akademi klub dijalankan dengan sungguh-sungguh.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>



Kompetisi Usia Muda Thailand

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sumber: www.cnnindonesia.com