Bola  

Tangis Midun Pecah, Pesan Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan Sampai di GBK

Nazar Miftahuddin Ramli atau Midun bersepeda sejauh 779 kilometer dari Malang ke Jakarta membawa pesan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan akhirnya rampung.
Jakarta, CNN Indonesia

Nazar Miftahuddin Ramli atau Midun bersepeda sejauh 779 kilometer dari Malang ke Jakarta membawa pesan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan akhirnya rampung.

Midun memulai perjalanannya dari Stadion Kanjuruhan pada Kamis (3/8) dan tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Senin (14/8) siang. Tangis Midun langsung pecah di stadion termegah Indonesia itu.

Rute perjalanan yang ditempuh Midun dari Malang ke Jakarta adalah pantai utara atau pantura. Di setiap daerah yang dilewati, Midun selalu menyempatkan diri singgah minimal di satu stadion daerah tersebut.

Daerah yang dilewati Midun adalah Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, dan Bekasi.

Selama 11 hari bersepeda, Midun terus menyebarkan pesan damai. Ia tak ingin ada lagi kekerasan di sepak bola Indonesia. Lelaki 52 tahun ini juga mengampanyekan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan.

Sambil bersepeda, Midun membawa replika keranda mayat. Keranda tersebut dibungkus kain hitam. Keranda itu ia pasang di atas sambungan sepeda yang telah ia modifikasi.

Di keranda itu tertulis ‘Football Without Violence’ di sebelah kanan dan ‘Justice for Kanjuruhan’ di kiri. Lantas pada bagian depan dan belakang ada tulisan ‘135’ sebagai simbol angka korban meninggal Tragedi Kanjuruhan.

“Niat saya dari lubuk hati memang dari Kanjuruhan ke Senayan melewati lintas stadion jalur Pantura, melewati suporter daerah. Saya menjalin silaturahmi, menyebar salam damai kepada suporter daerah,” kata Midun di Gelora Bung Karno, Senin (14/8).

“Alhamdulillah sambutannya, pengawalannya, seperti tidak ada rivalitas itu kepada saya. Saya juga tidak ada pengawalan mulai dari Batu sampai di sini. Saya dikawal secara estafet. Mereka sangat mendukung,” ujarnya.

Midun, sambil agak terisak, mengatakan kekuatannya hingga bisa sampai GBK berkat doa dan dukungan masyarakat. Lelah yang menggelayuti dan cuaca yang menyengat selama 11 hari perjalanan bisa dilawan karena magis doa.




Midun menyusuri jalur Pantura dan mengunjungi sejumlah stadion di kota yang dilewatinya. (CNN Indonesia/Farid)

“Saya gak mungkin sampai sini. Kekuatan saya didoakan oleh mereka. Didoakan oleh keluarga korban [Tragedi Kanjuruhan] yang sampai sekarang masih memperjuangkan jalur hukumnya,” ucapnya dengan suara lirih.

Sayang Midun tak bisa masuk kawasan GBK. Ia hanya bisa memarkirkan sepedanya di depan pagar Plaza Barat (pintu VIP) GBK. Petugas di GBK tak mengizinkan Midun membawa sepedanya masuk ke lingkaran GBK.

“Saya sudah sampai di sini, ternyata mereka [penjaga GBK] tidak menghendaki saya untuk masuk. Itu bukan kehendak mereka sendiri. Saya yakin itu. Bukan kehendak petugas yang ada di sini. Saya paham,” katanya.

“Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya sampai sini. Saya juga minta maaf kepada semuanya, sembah matur nuwun kepada semua, kepada keluarga korban, arek-arek Malang yang mendoakan saya,” ucap Midun.

Setelah dari GBK, Midun yang dikawal kelompok suporter The Jakmania dan Aremania Jakarta serta elemen lainnya, kembali ke Bulungan, Jakarta Selatan. Rencananya Midun akan kembali ke Malang dengan kendaraan umum.

[Gambas:Video CNN]

(abs/ptr)


Sumber: www.cnnindonesia.com