Jakarta, CNN Indonesia —
Amanda Ribas menjadi salah satu petarung yang diperhitungkan di UFC. Sederet cedera tak menghalanginya tetap bertarung di octagon.
Berkat UFC pula ambisinya menjadi petarung tetap hidup. Cedera parah yang membuatnya gagal tampil di Olimpiade 2016 Rio cabang olahraga judo justru jadi titik balik kebangkitannya merintis karier MMA pada 2014.
Lima tahun berkutat dalam dunia yang baru, wanita yang pernah bermimpi jadi seorang psikolog itu akhirnya mencatat debut profesional di UFC pada 2019. Ia berhasil meraih kemenangan dalam laga pertamanya.
Terbaru Amanda akan menghadapi Viviane Araujo dalam kelas terbang wanita UFC 285 di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, Minggu (5/3) waktu Indonesia. Ia ingin memetik kemenangan usai tumbang di laga sebelumnya.
Amanda sadar perempuan yang menggeluti dunia bela diri kerap dianggap sebelah mata. Namun melalui UFC ia ingin membuktikan bisa menepis anggapan miring publik.
Selain bertekad membawa misi agung melalui bela diri, Amanda juga berusaha menikmati hidup layaknya manusia biasa. Ia gemar bersantai di rumah, bercengkerama dengan keluarga, hingga mencoba berbagai jenis makanan.
[Gambas:Instagram]
Kepada CNNIndonesia.com, Amanda terang-terangan mengutarakan keinginannya untuk mampir ke Indonesia. Ia penasaran dengan ragam kuliner nusantara.
Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com bersama Amanda Ribas:
Sebelum melawan Viviane Araujo di UFC 285, bagaimana persiapan Anda?
Saya melakukan semua persiapan dengan baik di tempat latihan. Saya juga latihan dengan atlet wanita Brasil di sini karena kami punya rumah atlet di sini dan saling membantu satu sama lain. Itu sangat menyenangkan.
Anda kalah di pertarungan terakhir tahun lalu. Pelajaran apa yang bisa Anda petik untuk menjalani pertarungan akhir pekan ini?
Ya saya harus membawa sepenuh hati saya untuk ini. Banyak yang harus saya koreksi dari pertandingan terakhir. Saya berlatih bersama atlet-atlet lain untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Setelah itu saya juga berlatih dengan Tracy [Cortez]. Sayangnya dia belum bisa bertarung dan akhirnya saya melawan Viviane.
Anda tahu ketika sudah melakukan segala persiapan dan pertarungan ini benar-benar terjadi. Saya terus berpikir ‘Saya ingin bertarung! Saya ingin bertarung!’.
Anda sempat mengalami cedera parah 10 tahun lalu. Apa rahasia di balik kembalinya Anda sebagai petarung?
Menurut saya itu terjadi karena dukungan keluarga saya. Mereka terus berdoa agar saya bisa jadi pemenang. Saya berjanji untuk terus memperbaiki diri dan jadi yang terbaik.
Saya tidak hanya bertarung untuk diri sendiri. Saya bertarung untuk keluarga, teman, dan rekan-rekan di tempat latihan. Saya ingin jadi contoh.
Jadi saat mereka melihat saya, mereka bisa bilang ‘Saya ingin menjadi Amanda’. Saya tidak ingin menjadi orang jahat untuk orang-orang di sekitar saya, karena itu saya ingin bertarung untuk mereka.
Latar belakang keluarga Anda juga bela diri, apakah itu jadi tujuan utama Anda sebagai petarung?
Saya ingin jadi contoh dengan bertarung dengan tujuan. MMA adalah jalan kedua saya setelah judo. Saya memulai dari MMA amatir.
Saya ingin suatu hari orang-orang berkata bahwa Amanda pernah berlatih di sini, di Nevada. Kemudian saya ingin anak-anak juga tertarik menggeluti dunia ini. Itulah tujuan saya.
Bersambung ke halaman kedua >>>
Tertarik Coba Nasi Goreng
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
Sumber: www.cnnindonesia.com