Jung Kwan Jang Red Sparks mengeluarkan peringatan resmi perihal perilaku suporter buntut dari kelakuan fans Indonesia yang mendukung Megawati Hangestri Pertiwi dan klub tersebut.
Penampilan Megawati yang mengesankan bersama Red Sparks di Liga Voli Korea mengundang minat bagi warga Indonesia yang tinggal di Korea guna memberikan dukungan langsung ke stadion.
Dukungan langsung tersebut terlihat ketika Red Sparks kalah 0-3 dari Hi Pass di Chungmu Gymnasium. Namun dalam pertandingan tandang menghadapi Gwangju AI Peppers, akhir pekan lalu, dukungan suporter makin banyak hingga menyewa tiga bus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, dukungan masif itu berujung pada kritik dari suporter bola voli Negeri Ginseng. Suporter Indonesia yang mendukung Megawati dan Red Sparks diklaim menunjukkan sikap tidak terpuji.
Dalam sejumlah laporan di media Korea, suporter Indonesia yang datang ke Yeomju Gymnasium kerap mengejek pemain lawan saat melakukan servis. Ada juga momen membuat bising ketika AI Peppers melakukan time out.
Perilaku menjengkelkan lain yang dikeluhkan fans bola voli Korea adalah, suporter Megawati menghalangi pemandangan penonton lain, lebih berisik dari suporter tuan rumah, membuat poster bermuatan politik, hingga menghina bendera Korea.
Insiden itu ramai di media sosial, baik di Korea maupun di Indonesia. Suporter Indonesia yang mendukung Megawati dan Red Sparks langsung di stadion diminta menghormati budaya setempat.
Red Sparks sempat merilis pernyataan melalui kolom komentar dalam unggahan video. Namun beberapa jam berikutnya, peringatan resmi dikeluarkan juara Liga Korea tiga kali itu.
“Agar semua orang dapat menikmati permainan tersebut, harap ikuti etiket [tata cara] bersorak dengan saling peduli,” tulis Red Sparks.
“Terlepas dari politik, agama, atau ras, pemain harus melakukan yang terbaik dalam permainan dan penggemar harus bersorak,” ucap Red Sparks menambahkan.
Tim asuhan Ko Hee Jin tersebut juga menggarisbawahi, semangat sebenarnya dalam olahraga itu adalah mendukung dan peduli satu sama lain terlepas dari menang atau kalah.
Guna membangun budaya mendukung yang sehat, Red Sparks mengeluarkan peraturan sekaligus larangan bagi penonton.
“Dilarang menampilkan slogan-slogan politik, frasa, dan lain-lain saat menonton pertandingan. Dilarang melakukan pengrusakan dan pencemaran bendera nasional negara sendiri dan negara lain. Dilarang mengkritik dan mencemooh tim/pemain lawan. Jangan mengganggu permainan dengan flash kamera atau lainnya.”
“Dilarang menyemangati tim tandang di zona [area] tuan rumah. Dilarang menempati tempat selain bangku penonton yang telah ditentukan dan memasuki lapangan permainan. Dilarang bersorak sambil berdiri secara berlebihan sehingga mengganggu pandangan penonton lain. Dilarang merekam yang tidak etis dan tidak bermoral selama pemain pemanasan.”
Dalam kesempatan tersebut Red Sparks juga berjanji akan mengeluarkan rilis dalam bahasa Indonesia dan Inggris agar bisa lebih dipahami semua pihak.
[Gambas:Video CNN]
(sry)
Sumber: www.cnnindonesia.com