Menpora Dito Ariotedjo meminta seluruh pihak melakukan evaluasi usai suporter Gresik United bentrok dengan Polisi setelah Gresik kalah 1-2 dari Deltras Sidoarjo di Liga 2, Minggu (19/11).
Salah satu sumber CNNIndonesia.com menyebutkan, bentrokan bermula terjadi di sekitar pintu VIP Stadion Gelora Joko Samudro. Kala itu sekelompok Ultras menyerang aparat kepolisian yang berjaga.
Dalam pandangan dia, suporter menyerang polisi menggunakan batu dan kayu. Sementara aparat menggunakan tameng, pentungan, dan gas air mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keributan suporter Gresik United dengan Polisi itu viral di media sosial. Pasalnya, kerusuhan tersebut terjadi saat Indonesia menggelar Piala Dunia U-17 2023.
Ditambah lagi momen kelam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang belum bisa dilupakan publik sepak bola Indonesia.
Tragedi nahas di Gresik itu sampai ke telinga Menpora. Usai bertemu Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wapres, Senin (20/11), Dito ingin peristiwa tersebut segera dievaluasi.
“Ya kemarin saya perhatikan ya, awalnya suporternya rusuh, terus sejak di luar stadion makin rusuh,” ujar Dito.
“Makanya nih saya juga lagi mau koordinasi, apalagi itu Liga 2 ya, ke depan mungkin harus ada evaluasi, dan semoga sekali lagi benar-benar suporter semoga mencintai bola ya, benar-benar fokus pada menjaga tim dan juga menjaga liganya,” kata Dito menambahkan.
|
|
Menpora sangat berharap pada peran besar suporter dalam memajukan kompetisi sepak bola. Kemenangan atau kekalahan tim di mata Menpora jadi sesuatu yang wajar.
“Karena saya dengar kemarin katanya [suporter] mau nyerang manajemennya ya, mau demo. Maksudnya ini kan namanya game pasti ada naik turun, dan semoga ini kita sama-sama menjaga. Dari pihak pemerintah, suporter, klub, pssi, seluruh stakeholder,” tutur Menpora.
[Gambas:Video CNN]
(rzr/sry)
Sumber: www.cnnindonesia.com
