Para pemain timnas Iran dibebaskan pelatih Carlos Queiroz melakukan protes selama Piala Dunia 2022 terkait hak-hak perempuan yang sedang menjadi isu panas di negara tersebut.
Sebanyak 344 orang meninggal dan 15.280 dikabarkan ditangkap dalam dua bulan terakhir terkait protes di Iran yang dipicu kematian wanita Kurdi, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moral.
Polisi moral Iran menangkap Amini karena tak memakai penutup kepala yang sesuai dengan hukum syariah. Amini diduga mengalami penyiksaan di dalam tahanan.
Para pemain timnas Iran sempat menutupi logo tim nasional saat menjalani FIFA Matchday pada September lalu. Tindakan itu ditafsirkan sebagai tanda dukungan terhadap protes yang terjadi di Iran.
Belakangan skuad timnas Iran mendapat banyak kritikan di media sosial karena bertemu dengan para pimpinan negara sebelum keberangkatan ke Doha, Qatar. Namun Queiroz memastikan para pemain Iran akan bebas melakukan protes di Piala Dunia 2022.
“Para pemain bebas memprotes seperti yang mereka lakukan, layaknya mereka berasal dari negara lain, selama itu sesuai dengan peraturan Piala Dunia dan sesuai dengan semangat pertandingan,” kata Queiroz dikutip dari Reuters.
[Gambas:Video CNN]
“Anda juga bisa mengekspresikan diri di lapangan dalam permainan sepak bola, dan para pemain hanya memiliki satu hal di pikiran mereka, yakni berjuang untuk lolos ke babak kedua,” sambung mantan asisten Sir Alex Ferguson itu.
Timnas Iran mendapat protes luar biasa jelang Piala Dunia 2022. Tidak sedikit yang mendesak FIFA untuk mencoret Iran dari Piala Dunia kali ini karena kasus kekerasan di negara tersebut.
Iran tergabung di Grup B bersama Inggris, Wales, dan Amerika Serikat. Pertandingan pertama Iran di Piala Dunia 2022 melawan Inggris pada Senin (21/11).
(har)
Sumber: www.cnnindonesia.com
