Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terus menjadi sorotan setelah tragedi Kanjuruhan usai laga Arema Malang vs Persebaya Surabaya menewaskan 133 orang.
Sejak tragedi itu terjadi banyak pihak menuntut petinggi PSSI untuk mundur dan melakukan revolusi dalam organisasi tersebut.
Menanggapi hal itu, juru bicara PSSI, Achmad Riyadh, berjanji organisasinya akan melakukan transformasi dan mengubah aturan-aturan menjadi lebih baik.
“Revolusi nggak apa-apa. Kita akan melakukan transformasi PSSI menjadikan aturan-aturan yang baik,” kata juru bicara PSSI Achmad Riyadh di Mapolda Jatim, Kamis (20/10).
Riyadh juga turut menanggapi menanggapi rekomendasi Kongres Luar Biasa (KLB) dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, PSSI tak mempermasalahkan rekomendasi TGIPF karena organisasinya terbuka dengan kritik.
“Kita ingat, Indonesia (PSSI) sudah berapa kali KLB, ingat nggak?, ada empat kali di era Nurdin Halid, dari 2014 sudah empat kali. Menghasilkan apa? menghasilkan terus seperti ini. Kita harusnya konsentrasi PSSI harus jadi lebih baik. Kita menghargai semua lapisan masyarakat. Nggak mungkin PSSI bisa sendiri,” ujar Riyadh.
“PSSI perlu pengamat, perlu suporter, perlu memberikan masukan agar PSSI jadi lebih baik. Ini yang harus dilaksanakan untuk memperbaiki PSSI,” lanjut Riyadh.
Riyadh menegaskan, jika pada bulan November 2023, akan terjadi pergantian pengurus. Dan perlu proses selama tiga bulan.
“PSSI nggak pakai disuruh nanti tahun 2023 ya ganti. Dan perlu proses 3 bulan sebelumnya mundur. Jadi saya kira PSSI sekarang buktikan dirinya ganti dan perbaiki yang lubang-lubang apa yang kurang-kurang. Yang ngerti sepakbola dapat banyak masukan kayak pemainnya,” ungkap Riyadh.
Riyadh turut menanggapi desakan Iwan Bule harus mundur dari jabatan Ketua PSSI. Ia menegaskan hingga saat ini, voter anggota PSSI belum ada yang mengusulkan Iwan Bule untuk mundur.
“Siapa yang nyuruh (mundur). Kalau yang nyuruh mundur ini voternya menenuhi syarat, sesuai dengan statuta ya dijalankan. Sampai hari ini tidak ada voter yang mengusulkan hal itu,” ujar Riyadh.
Sementara terkait kepastian Liga 1 akan di lanjutkan kembali, Riyadh mengaku menunggu tim task force selesai.
“Sampai transformasi, tim ini menyelesaikan, sekarang kumpul di pemuda keolahragaan, kesehatan PSSI ada tim task force, sudah kerja terus untuk hasilkan aturan baku untuk berlaku stadion dan pertandingan se-Indonesia,” ujar Riyadh.
Riyadh juga belum memastikan Liga Indonesia akan di gelar pada 24 November mendatang. Meski hal itu masih menjadi rencana.
“Itu planning, tentunya kali ini lebih cepat ya lebih bagus. Tapi kan nggak bisa maksakan, karena ada peraturan polisi nanti, kalau Perkap (Peraturan Kapolri) kan lama. Peraturan polisi yang dibentuk itu yang perlu disinkronkan perlu waktu juga,” tandas Riyadh.
Baca selengkapnya di sini.
(rds)
Sumber: www.cnnindonesia.com