Perdebatan mengalir deras saat PBSI mencanangkan target tiga emas. Saat perjalanan Tim Badminton Indonesia usai, justru ada reaksi yang seolah hasil mufakat. Semua terkejut dengan status nol medali dari Tim Badminton Indonesia di Asian Games 2023.
Saat Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky mengutarakan keinginan untuk meraih tiga medali emas di Asian Games, banyak yang meragukan kemampuan Tim Badminton Indonesia. Namun ada pula yang menganggap bahwa target tersebut realistis bila mengukur posisi pemain-pemain Indonesia di ranking dunia dan juga dalam daftar unggulan di Asian Games.
Perdebatan itu justru berujung pada reaksi yang serupa baik dari mereka yang meragukan target tiga medali emas maupun yang menilai target tiga medali emas itu realistis. Kedua belah pihak itu kemudian satu suara menyuarakan keterkejutan saat Tim Badminton Indonesia malah mengakhiri Asian Games tanpa medali yang bisa digenggam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan bagi mereka yang meragukan target tiga emas PBSI, momen nihil medali di Asian Games 2023 ini tetap merupakan kejutan yang di luar dugaan. Situasi ini adalah situasi terparah yang bisa dibayangkan lalu menjadi kenyataan.
Untuk ‘sekadar’ meraih perunggu dengan cara masuk semifinal dari tujuh nomor yang dipertandingkan, Indonesia pun tak sanggup melakukannya. Kegagalan mencapai target adalah sebuah hal yang mungkin masih bisa diyakini oleh sebagian orang sejak awal, namun benar-benar tanpa medali ini jelas merupakan hal yang jauh di luar dugaan.
Untuk kali pertama sejak Asian Games 1962, Tim Badminton Indonesia tidak mampu ikut berkontribusi menyumbang medali bagi kontingen Indonesia. Catatan ini jelas jadi sejarah kelam dalam langkah-langkah fenomenal yang selama ini ditorehkan Tim Badminton Indonesia dari generasi ke generasi.
Torehan buruk di ajang Asian Games ini jelas jadi tamparan keras bagi PBSI. Asian Games edisi kali ini berbeda lantaran waktu pelaksanaan diundur setahun dari jadwal semula.
Artinya PBSI tidak punya banyak waktu untuk berbenah dalam persiapan menghadapi target yang jauh lebih besar, yaitu Olimpiade. Olimpiade 2024 bakal berlangsung sekitar sembilan bulan mendatang.
Dari segi beban dan tekanan, Olimpiade bakal punya level yang jauh berbeda untuk atlet-atlet Indonesia. Di ajang Asian Games, beban medali emas sejatinya tidak terlalu terasa karena masih ada sejumlah olahraga andalan lain yang punya kualitas untuk bersaing dan jadi yang terbaik serta meraih emas di level Asia.
Pada ajang Olimpiade, cabang olahraga badminton akan makin jadi tumpuan. Memang bakal ada cabang olahraga lain yang melejit dan bisa jadi tumpuan seperti angkat besi yang selama ini rutin menyumbang medali. Ada pula cabor panjat tebing yang baru masuk ke Olimpiade dan Indonesia punya atlet-atlet elite di nomor speed.
Namun merujuk pada rekam jejak sejarah, baru badminton yang bisa menyumbang medali emas. Hal itu yang bakal turut jadi beban tambahan bagi atlet-atlet Indonesia saat berlaga di Paris 2024 mendatang.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Sumber: www.cnnindonesia.com