Old Trafford adalah markas kebanggaan Manchester United. Namun kini Setan Merah yang justru sering tersiksa di neraka ciptaan mereka.
Old Trafford sejatinya jadi neraka yang menakutkan bagi lawan-lawan mereka. Manchester United seharusnya menganggap Old Trafford adalah Teater Impian tempat mereka mempermainkan lawan-lawan yang datang.
Namun yang kini terjadi, justru MU yang dipermainkan di kandang mereka. Yang sering kejadian, justru MU yang malah tersiksa di neraka yang mereka banggakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamu terakhir yang sukses mengalahkan Manchester United di Old Trafford adalah Galatasaray. Walaupun Rasmus Hojlund sudah tampil gemilang dan mencetak dua gol, hal tersebut menjadi sia-sia karena tim tamu bisa membobol gawang Andre Onana tiga kali. MU sempat dua kali unggul namun kemudian harus tertunduk lesu di akhir pertandingan.
Lini pertahanan MU benar-benar layak jadi sorotan. Dalam proses gol pertama yang dicetak Wilfried Zaha, MU dengan mudah kebobolan hanya dengan skema serangan lawan yang mengandalkan umpan panjang Davinson Sanchez ke kotak penalti.
Diogo Dalot tidak bisa menahan Zaha yang terus merangsek ke kotak penalti. Sedangkan Raphael Varane sebagai komandan lini belakang hanya melihat momen itu dan tidak berbuat banyak untuk segera membantu Dalot. Terlalu yakin Dalot bisa mengatasi situasi dengan baik.
Proses gol kedua dan ketiga Galatasaray pun serupa. Pertahanan Man Utd bisa dengan mudah dirobek oleh pemain-pemain Galatasaray. Bahkan pada proses gol ketiga, tendangan cungkil Mauro Icardi yang seharusnya bisa diredam malah bisa mengecoh Andre Onana.
Kekalahan di Old Trafford ini jelas jadi tamparan telak bagi Manchester United. Kekalahan ini jadi kekalahan ketiga di Old Trafford dalam empat laga terakhir yang dimainkan oleh Man Utd.
Kekalahan demi kekalahan di kandang tentu tidak sepatutnya dialami oleh tim sebesar Manchester United yang punya mimpi besar, baik di Inggris maupun Eropa. Lantaran deretan kekalahan di kandang itu pula, Man Utd kini limbung di Inggris maupun Eropa.
Dengan kondisi nol poin, harapan Manchester United untuk melaju jauh di Liga Champions musim ini kini menjadi tanda tanya besar. Man Utd harus memenangkan dua laga berikutnya melawan Copenhagen di Liga Champions.
Pasalnya, dua laga tersisa lainnya adalah duel tandang lawan Galatasaray dan laga kandang terakhir lawan Bayern Munchen.
Bila merujuk performa impresif Bayern Munchen, bisa jadi duel tandang lawan Galatasaray di matchday kelima nanti yang bakal jadi penentu nasib MU di kompetisi paling elite di Eropa ini. Namun hal itu tentunya dengan syarat MU punya enam poin di tangan saat bersiap pergi ke Turki.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Sumber: www.cnnindonesia.com