Legenda bulutangkis Indonesia Greysia Polii membeberkan alasan China kuat dalam prestasi badminton dunia.
Menurut Greysia Polii, di balik kehebatan China sebagai negara dominan dalam di peta persaingan bulutangkis dunia, terdapat sistem pembinaan olahraga yang terstruktur hingga berhasil menjaga regenerasi atlet secara berkelanjutan dari tahun ke tahun.
Sistem ini telah memberikan kontribusi besar terhadap prestasi atlet-atlet mereka di tingkat internasional, termasuk dalam cabang olahraga bulutangkis.
Dalam kunjungannya ke China baru-baru ini, Greysia Polii menilai betapa pentingnya sistem bagi pembinaan bulutangkis yang berkesinambungan.
“Sistem pembinaan olahraga di China lebih terstruktur. Di setiap sekolah, di semua provinsi, mulai dari tingkat SD [sekolah dasar], sudah terdapat pembinaan berbagai cabang olahraga,” kata Greysia saat menghadiri undangan coaching clinic, meet and greet serta ekshibisi yang diselenggarakan Victor Sport di kota Shanghai, Wenzhou dan Nanjing, China, Kamis (10/8).
Hal ini, menurut Greysia memungkinkan anak-anak untuk mulai terlibat dalam berbagai cabang olahraga sejak usia dini, dengan pilihan yang dapat disesuaikan dengan minat mereka. Misalnya yang memilih bulutangkis, akan bermain bulutangkis setelah sekolah usai. Di level SMP, anak-anak sudah mesti menentukan fokus mereka.
“Pada usia 14 tahun, mereka harus memutuskan apakah akan berkarier sebagai atlet atau melanjutkan pendidikan. Keputusan ini melibatkan persetujuan antara orang tua, sekolah, dan tentunya, anak itu sendiri. Ketika anak tidak memilih olahraga, mereka bisa langsung fokus pada pendidikan,” ucap Greysia, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu.
Ekosistem pembinaan bulutangkis di China semakin diperkuat dengan adanya pembinaan generasi muda langsung dari tangan para mantan atlet yang berpengalaman.
“Anak-anak mendapatkan dukungan yang kuat dalam mengejar minat olahraga mereka, salah satunya dengan sentuhan langsung para mantan pemain kelas dunia. Contohnya Li Yinhui yang sudah pensiun, kembali ke provinsi asalnya di Wuhan dan ia mengajar bulutangkis,” ucap Greysia.
“Saya melihat para mantan pebulutangkis China kini tersebar di daerah masing-masing. Mereka tidak perlu melatih ke luar negeri, atau main sampai usia yang panjang, karena mereka sudah punya wadah untuk melanjutkan karier mereka sebagai pembina bulutangkis yang akhirnya bisa melahirkan generasi baru,” ucap Greysia.
[Gambas:Video CNN]
(rhr)
Sumber: www.cnnindonesia.com