Bola  

Eko Yuli Raih Perak Kejuaraan Dunia, Sinyal Kuat Kembali ke Pelatnas

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PABSI Djoko Pramono menyebut Eko Yuli masih yang terbaik di kelas 61 kg putra sehingga sepantasnya masuk pelatnas.

Jakarta, CNN Indonesia

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PABSI Djoko Pramono menyebut Eko Yuli masih yang terbaik di kelas 61 kg putra sehingga sepantasnya masuk pelatnas.

Eko meraih medali perak kelas 61 kg putra dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, Kamis (8/12) WIB. Atlet 33 tahun itu berhasil mencatat total angkatan 300kg.

“Eko Yuli masih yang terbaik di kelasnya saat ini. Untuk itu, kenapa saya ngotot menyurati Kemenpora agar memberangkatkan dia ke Kolombia, ” kata Djoko dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com.

Atas keberhasilan ini Eko akan diprioritaskan masuk pelatnas PB PABSI. Sebelum ini Eko berlatih secara mandiri karena tak masuk daftar atlet PABSI untuk Kualifikasi Olimpiade 2024.

“PABSI tetap memberikan kesempatan untuk Eko bergabung di Pelatnas agar lebih fokus berlatih menghadapi Olimpiade Paris 2024. Pada prinsipnya, kami tetap On The Track,” ujar Djoko menjelaskan.

Adapun perwakilan pelatnas yang tampil di kelas 61 kg putra adalah lifter muda asal Papua, Ricko Saputra. Dalam kejuaraan dunia ini Ricko masih belum bisa bersaing dan hanya masuk lima besar.

[Gambas:Video CNN]

“Sebagai pelapis Eko, Ricko mampu menembus lima besar. Bahkan ia nyaris meraih perunggu. Tapi, saya maklum ia baru pertama kalinya tampil di Kejuaraan Dunia, masih agak nervous,” ucap Djoko.

Sementara itu pelatih Kepala tim angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja menyoroti penampilan Windy Cantika yang hanya berada di peringkat 15 Besar. Performa ini disebutnya dipengaruhi siklus datang bulan.

“Windy tampil tidak maksimal karena mengeluh soal perutnya sakit karena datang bulan. Eko masih yang terbaik. Tinggal Total angkatan 300kg perlu ditingkatkan lagi,” ujar Dirdja.

“Begitu juga Ricko Saputra yang nyaris meraih perunggu jika mampu mengangkat barbel seberat 165 kg. Tapi, perjalanan untuk mendapatkan kuota Olimpiade masih panjang. Saya optimistis,” kata Dirdja menambahkan.

(abs/rhr)




Sumber: www.cnnindonesia.com