Bola  

Egy Maulana Bakal Kagok Main di Liga 1?

Pindah ke Dewa United, Egy Maulana Vikri akan menjalani pengalaman baru di karier sepak bola dengan bermain di kompetisi Indonesia.

Jakarta, CNN Indonesia

Pindah ke Dewa United, Egy Maulana Vikri akan menjalani pengalaman baru di karier sepak bola dengan bermain di kompetisi Indonesia.

Sebelum pindah ke klub berjuluk Anak Dewa, Egy merupakan salah satu pemain Indonesia yang memiliki karier di Eropa.

Egy menandatangani kontrak dengan klub Polandia, Lechia Gdansk. Tiga tahun kemudian Egy berkostum FK Senica. Pada tahun lalu Egy menjadi bagian dari klub ViOn Zlate Moravce.

Setelah kesepakatan pemutusan kontrak dengan Zlate Moravce, Egy kemudian resmi bergabung ke Dewa United.

Egy sebenarnya punya pengalaman bermain bersama klub lokal ketika bermain untuk Persab Brebes ketika masih berstatus pelajar di SKO Ragunan. Hanya saja ketika itu Egy berkostum Persab untuk kepentingan Piala Soeratin atau usia muda.

Kini Egy akan bermain di level teratas kompetisi sepak bola profesional Indonesia untuk kali pertama.

Egy sebelumnya mengenyam pendidikan sepak bola di Eropa yang memiliki standar lebih tinggi dibanding Indonesia.

Kembali ke Indonesia dengan iklim dan budaya yang sudah diketahui, Egy pun harus beradaptasi dengan banyak hal. Cara latihan, kedisiplinan, makanan, rumput lapangan, dan lain sebagainya.

Egy kembali harus bermain di cuaca hangat khatulistiwa dan gaya main yang bisa jadi berbeda dengan permainan Eropa adalah hal lain yang harus dipelajari ulang oleh pemuda yang berasal dari Sumatera Utara itu.

Liga 1 yang kadang menuai kontroversi pun harus dipahami Egy. Bukan tak mungkin pergerakan Egy di atas lapangan akan mendapat tekel dan bukan pelanggaran, sementara jika bermain di Eropa adangan serupa berbuntut kartu bagi lawan.

Keberadaan pemain 22 tahun itu tentu diharapkan Dewa United bisa menjadi motor perubahan tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Namun di sisi lain Egy yang seorang diri bisa pula mendapat pengaruh-pengaruh dari sepak bola Indonesia yang bisa melunturkan ilmu-ilmu yang didapat dari Eropa.

[Gambas:Video CNN]

(nva/jal)




Sumber: www.cnnindonesia.com