Bola  

BWF Rilis Surat Cinta untuk Istora dari Atlet Badminton Dunia

Federasi Badminton Dunia (BWF) menampilkan video dengan tajuk

Jakarta, CNN Indonesia

Federasi Badminton Dunia (BWF) menampilkan video dengan tajuk ‘Surat Cinta untuk Istora Senayan‘ yang berisi kenangan-kenangan manis atlet bulu tangkis dunia.

Istora merupakan loka tanding yang mendunia, khususnya dalam cabang olahraga badminton. Perhelatan badminton internasional berulang kali berlangsung di gedung yang dibangun pada 1960-an tersebut.

Tak heran jika pemain-pemain badminton dari berbagai masa punya memori indah di Istora yang merupakan akronim dari Istana Olahraga. Dalam video berdurasi 18 menit tersebut para pemain menceritakan beragam kisah menyenangkan dan mengharukan.

Chou Tien Chen dan Loh Kean Yew membagikan cerita soal sorakan ‘eaa, eaa, eaa’ yang kerap dilontarkan penonton di tribune ketika mereka bermain.

“Mereka [penonton] mendukung dari dalam hati jadi kami bisa merasakannya. Satu pukulan mereka berteriak ‘eaa’, dua pukulan mereka berteriak ‘eaa eaa’, tiga pukulan ‘eaa eaa eaa’,” kata Tien Chen sembari tersenyum.

“Saya sedang melakukan kebiasaan rutin sebelum tanding dan mereka kemudian mulai teriak ‘eaa eaa eaa eaa eaa eaa’ ha ha ha ha,” cerita Kean Yew ditutup dengan tawa.

[Gambas:Youtube]

Gairah semangat penonton menjadi hal yang paling diingat oleh mayoritas pemain saat bertanding di Istora. Zheng Shiwei menyatakan bermain di Istora berarti harus melipatgandakan konsentrasi di lapangan.

“Atmosfernya di luar imajinasi Anda. Anda harus benar-benar fokus. Kalau tidak benar-benar fokus, kuping Anda bisa pengang,” kata pasangan Huang Yaqiong di sektor ganda campuran.

Tak cuma atlet masa kini, Rexy Mainaky pun turut membagikan cerita gembira luar biasa saat membawa Indonesia menjadi juara Thomas Cup hampir 30 tahun silam, ketika situasi Istora jauh berbeda dibanding saat ini.

“Saya ingat Thomas Cup 1994 itu benar-benar gila. Atmosfer di dalam lapangan sangat gila,” kata Rexy dalam video di kanal YouTube BWF tersebut.

Kisah lain dibagikan Carolina Marin. Mantan pemain tunggal putri nomor satu dunia itu begitu mengapresiasi penonton-penonton di Istora yang mendukungnya di saat ia kalah dalam sebuah laga Indonesia Open.

“Saya ingat saya kalah dalam pertandingan yang alot melawan Wang Yi Han. Saat itu mata saya terasa berair karena saya kalah tetapi mereka meneriakkan nama saya,” kenang Marin.

Istora Senayan yang biasa menjadi tuan rumah dari ajang badminton internasional kemungkinan besar mulai tahun depan bakal ditinggal lantaran keberadaan Indonesia Arena yang bisa menampung lebih banyak penonton.

[Gambas:Video CNN]

(nva/jun)


Sumber: www.cnnindonesia.com