Bisnis  

Ridwan Kamil Akui Kompor Listrik Bebani Masyarakat

GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengungkapkan, kompor listrik yang beredar saat ini akan membebankan masyarakat tidak mampu. Pasalnya, konsumsi daya mencapai sekitar 1000 watt atau lebih.

Ia mengibaratkan jika warga miskin dengan daya 450-900 volt ampere (VA) menggunakan kompor listrik, maka lampu rumah dimatikan terlebih dahulu.

“Say tidak mau kampanye soal kompor listrik ini, karena yang ada di pasaran wattnya besar sekali. Ibarat mau mask mi harus mematikan rumah di kos-kosan. Itu kan tidak popular,” ucap Emil, sapaan akrabnya di Bandung, Jabar, Senin (3/10).

Menurutnya, program konversi gas elpiji 3 kilogram ke kompor listrik akan berjalan lancar jika ada penggunaan teknologi yang baru, misalnya dengan watt kompor listrik yang berdaya rendah.

“Makanya, sebelum ada teknologi kompor listrik rendah daya, kampanye itu agak susah (terwujud),” ungkapnya.

Emil mengatakan upaya konversi kompor listrik sebagai langkah PT PLN (Persero) untuk mengurangi over supply listrik yang diperkirakan sebanyak 7,4 gigawatt (GW) tidak terpakai di akhir tahun ini.

Diketahui bahwa tiap 1 GW beban operasionalnya mencapai Rp3 triliun per tahun, sehingga PLN menanggung biaya sekitar Rp 22,2 triliun per tahun. Hal ini sebagai konsekuensi dari penyelesaian proyek 35 GW oleh PLN.

Uji coba konversi kompor listrik oleh PLN pun dibatalkan. Emil mengatakan saat ini perusahaan pelat merah itu tengah fokus pada pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

“(Proyek pembangkit) EBT ini sekarang lagi dinego dengan PLN. Tidak mudah karena menurut saya energi (listrik) dari pembangkit batu bara masih banyak dan ini tantangan,” pungkasnya. (OL-8)


Sumber: mediaindonesia.com